Pages

Subscribe:

Minggu, 30 Oktober 2011

FRASE, KLAUSA DAN KALIMAT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan sesamanya. Tanpa bahasa tidak diketahui bagaimana manusia akan berhubungan satu sama lainnya. Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti yang tercantum dalam ikrar sumpah pemudah 1928 yang berbunyi Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia. Bahasa indonesia merupakan bahasa nasional indonesia. Bahasa indonesia berasal dari bahasa melayu yang sampai saat ini masih kita gunakan. Dalam bahasa Indonesia ada sub-sub yang akan dibahas seperti : Frase, Klausa dan Kalimat.
1.2.Rumusan masalah
a.    Apa yang dimaksud dengan frase ?
b.    Menyebutkan jenis-jenis frase ?
c.    Apa yang dimaksud dengan klausa ?
d.    Menyebutkan jenis-jenis klausa ?
e.    Apa yang dimaksud dengan kalimat ?
f.     Menyebutkan jenis-jenis kalimat ?
1.3.Tujuan
Supaya kita dapat menjelaskan tentang pengertian dan jenis-jenis frase, klausa dan kalimat.








BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Pengertian Frase
Frase merupakan gabungan  dari dua kata atau lebih yang tidak terikat oleh sujek dan predikat.
            Contoh : di kantor, rumah makan dll.
2.1.1.   Jenis-jenis Frase
a.  Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik adalah frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya.
b.  Frase Endosentrik
Frase Endosentrik adalah frase yang salah satu unsurnya atau komponennya memiliki perilaku sintaksias yang sama dengan keseluruhannya.
c.  Frase Koordinatif
Frase koordinatif adalah frase yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama dan sederajat dan secara potensial dapat dihubungkan oleh konjungsi koordinatif.
  d.   Frase Apositif
Frase apositif adalah frase koordinatif yang kedua komponennya saling merujuk sesamanya, oleh karena itu urutan komponennya dapat dipertukarkan.
2.2.  Pengertiaan Klausa
Klausa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang terikat oleh subjek dan predikat.
Contoh : dia makan
                                 s         p


2.2.1.  Jenis-jenis klausa
Ada tiga dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan klausa yaitu :
a.    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.
Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya, berikut klasifikasinya :
1.    Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya hadir. Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan urutan S dan P.
2.    Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahului S.
3.    Klausa Tidak Lengkap yaitu klausa yang tidak semua unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti yang lain dihilangkan.
b.    Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P.
Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak, bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik menegatifkan P menghasilkan :
1.    Klausa Positif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang menegatifkan P.
Contoh : Ariel seorang penyanyi terkenal.
2.    Klausa Negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur negasi yang menegaskan P.
Contoh : Ariel bukan seorang penyanyi terkenal.
c.    Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P.
Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :
1.    Klausa Nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa nomina.
Contoh : Dia seorang sukarelawan.
2.    Klausa Verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa verba.
Contoh : Dia membantu para korban banjir.
3.    Klausa Adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa adjektiva.
Contoh : Adiknya sangat gemuk.
4.    Klausa Numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori numeralia.
Contoh : Anaknya lima ekor.
5.  Klausa Preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.
Contoh : Sepatu itu di bawah meja.
6.  Klausa Pronomia ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang termasuk kategoi ponomial.
Contoh : Hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah.
d.    Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat
Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadi kalimat dapat dibedakan atas :
1.    Klausa Bebas ialah klausa yang memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai predikat dalam klausa tersebut.
Contoh : Anak itu badannya panas, tetapi kakinya sangat dingin.
2.  Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk menjadi kalimat minor.
Contoh : Semua murid sudah pulang kecuali yang dihukum.
e.    Klasifikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalam kalimat.
Menurutnya klausa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tatarannya dalam kalimat.
1.    Klausa Atasan ialah klausa yang tidak menduduki f ungsi sintaksis dari klausa yang lain.
Contoh : Ketika paman datang, kami sedang belajar.
2.    Klausa Bawahan ialah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa yang lain.
Contoh : Dia mengira bahwa hari ini akan hujan.
2.3.Pengertian kalimat
Kalimat merupakan gabungan dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan makna minimal terdiri dari subjek dan predikat dan diakhiri oleh tanda baca.
Contoh : Adik bermain di taman
                s         p             k


2.3.1.    Jenis-jenis kalimat
a.    Berdasarkan jumlah dan jenis klausa yang terdapat di dalamnya, kalimat dapat dibedakan atas kalimat minor dan kalimat mayor.
1.    Kalimat minor adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa terikat atau sama sekali tidak mengandung struktur klausa.
2.    Kalimat minor tak berstruktur, yaitu kalimat minor yang muncul sebagai akibat pengisian wacana yang ditentukan oleh situasi.
3.    Kalimat majemuk subordinatif, yaitu kalimat majemuk yang salah satu klausanya menduduki : (a) salah satu fungsi sintaksis dari klausa yang lain atau (b) atribut dari salah satu fungsi sintaksis klausa yang lain.
Contoh : Yang berkaca mata hitam itu teman saya.
4.    Kalimat majemuk koordinat, yaitu kalimat majemuk yang klausa-klausanya tidak menduduki fungsi sintaksis dari klausa lain (Samsuri, 1985:316).
Contoh : Semalam suntuk saya tidur di kursi, dan orang-orang itu bermain kartu.
5.    Kalimat majemuk rapatan, yaitu kalimat majemuk koordinatif yang klausa-klausanya mempunyai kesamaan-kesamaan, baik kesamaan subjek, predikat objek, maupun keterangan.
Contoh : Rumah itu baru saja diperbaiki, tetapi sekarang sudah rusak.
b.    Berdasarkan response yang diharapkan, kalimat dibedakan atas :
1.    Kalimat pernyataan adalah kalimat yang dibentuk untuk menyiarkan informasi tanpa mengharapkan response tertentu.
Contoh : Cita-cita anak itu sangat mulia.
2.    Kalimat pertanyaan adalah kalimat yang dibentuk untuk memancing response yang berupa jawaban.
Contoh : Kakak sudah menikah?
c.    Berdasarkan hubungan actor-aksi, kalimat dapat dibedakan atas :
1.    Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya berperan sebagai pelaku actor.
Contoh : Anak itu memetik bunga di taman.
2.    Kalimat pasif adalah kalimat yanmhg subjeknya berperan sebagai penderita.
Contoh : Badannya dilumuri minyak.
3.    Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku maupun sebagai penderita perbuatan yang dinyatakan oleh predikat tersebut.
Contoh : Jangan menyiksa diri sendiri.
4.    Kalimat respirokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan sesuatu pebuatan yang berbalas-balasan.
Contoh : Kedua Negara itu tuduh-menuduh tentang pelanggaran perbatasan.














BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
            Dari materi makalah yang telah kami bahas tadi, kami menarik kesimpulan bahwa :
a.      Frase merupakan gabungan  dari dua kata atau lebih yang tidak terikat oleh sujek dan predikat.
b.      Klausa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang terikat oleh subjek dan predikat.
c.      Kalimat merupakan gabungan dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan makna minimal terdiri dari subjek dan predikat dan diakhiri oleh tanda baca.
3.2. Saran
Supaya kita dapat mengerti dengan pengertian dan jenis-jenis frase, klausa dan kalimat, mulailah belajar…